­

Teruntuk Pasangan yang Memutuskan untuk Bercerai; Kalian Hebat!

by - Agustus 06, 2021

    Pada suatu hari yang cerah, matahari bersinar terang di antara lalu lalang burung terbang. Harusnya, hari tersebut menjadi salah satu hari terbaik yang dimiliki oleh Raisa sampai kemudian ibunya mendatanginya dengan wajah kusut dan menjelaskan bahwa mereka berdua harus segera meninggalkan rumah ini mengingat ia dan sang ayah resmi bercerai. Mengetahui fakta tersebut, Raisa kaget dan tidak terima. Ia tidak mau meninggalkan rumah yang menjadi tempat ia tumbuh bersama banyak memori indah di dalamnya. Sekali lagi ibunya berusaha menjelaskan bahwa keputusan yang diambil sudah bulat dan ini yang terbaik. Sejak saat itu, setiap kali matahari naik memamerkan cahaya kuningnya yang menyilaukan mata, Raisa membencinya.

 
   

Perceraian seperti tragedi menyeramkan yang menjadi alternatif solusi paling dihindari dalam masalah rumah tangga. Walaupun begitu, faktanya tingkat perceraian masih relatif tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik dari Survei Sosial Ekonomi Nasional, angka perceraian di Indonesia pada tahun 2020 menyentuh 6,4 persen dari 72,9 juta rumah tangga atau sekitar 4,7 juta pasangan.

            Di balik banyaknya kasus tersebut, masih banyak orang yang sibuk menghakimi keputusan orang tua yang memutuskan bercerai padahal tidak semua kasus perceraian membawa dampak negatif dalam kehidupan anak. Ketika mendengar berita tentang perceraian, pernahkah kamu berpikir bahwa bisa saja sebetulnya baik pihak suami maupun pihak istri sama-sama sudah merencanakan bagaimana selanjutnya kehidupan mereka di masa depan, bagaimana mengajarkan dan menjaga anak ketika mereka sudah tidak hidup dalam satu rumah lagi, bagaimana cara memenuhi kebutuhan sang anak baik secara materi maupun secara psikis?

            Well, perceraian tidak selalu memiliki akhir cerita yang buruk. Justru bukankah hebat ketika pasangan yang memiliki anak menyadari bahwa hubungannya sudah tak lagi sehat dan memang harus diakhiri, maka mereka mengakhirinya dengan yakin dan berani. Banyak sekali kehidupan rumah tangga yang tidak sehat memaksa agar semua terlihat seolah baik-baik saja dan berjalan seperti biasanya dengan alasan kasian anak dan lain sebagainya. Padahal, mereka tidak bisa bercerai karena memang tidak bisa hidup sendiri-sendiri alias sudah terlanjur bergantung pada pasangan.

            Tidak semua orang memiliki kesiapan mental untuk bisa hidup secara mandiri tanpa didampingi oleh pasangan lagi. Tidak semua pasangan memiliki keberanian untuk menyudahi hubungan toxic mereka dengan alasan kasian pada anak padahal membesarkan anak dalam kondisi hubungan yang tidak sehat juga tidak baik. Kasus perceraian di Indonesia memang banyak, tetapi masih banyak lagi pasangan yang mempertahankan pernikahan mereka dengan alasan masih bisa diperbaiki padahal jalan satu-satunya yang tersisa hanya perceraian saja. Mari kita apresiasi seluruh keberanian yang sudah dimiliki oleh orang-orang yang kini menyandang status single parent. Mari kita hormati dan hargai keputusan pasangan yang telah resmi memutuskan bercerai. Mereka telah berani menyelamatkan diri dan keluarga kecil mereka dari kemungkinan yang paling buruk.

You May Also Like

0 comments