­

Tujuan Pendidikan yang Sesungguhnya

by - Agustus 02, 2021

    Pada era 4.0 sekarang, pendidikan menjadi salah satu unsur penting dan utama dalam kehidupan bermasyarakat. Tak heran para orang tua rela bekerja keras demi terpenuhinya kebutuhan pendidikan sang anak. Dari banyaknya orang yang menyadari pentingnya sebuah pendidikan dalam kebutuhan sosial masa depan, hanya sedikit dari mereka yang paham betul tujuan pendidikan yang sesungguhnya.

            Pendidikan sejatinya faktor utama yang memengaruhi kemajuan suatu negara. Negara dikatakan maju apabila tingkat pendidikan dalam negara tersebut memiliki kualitas yang tinggi. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang berhasil membawa manusianya mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah untuk memerdekakan manusia.

            Dua poin utama dalam konteks manusia merdeka adalah 1) selamat jiwanya; 2) bahagia raganya. That’s it. Tujuan pendidikan tercapai ketika manusia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Mirisnya dua hal tersebut tidak pernah diajarkan dalam jenjang sekolah formal yang sudah kita tempuh berpuluh tahun. Sekolah formal seringkali hanya terfokus pada aspek teoritis dari materi yang sudah disesuaikan dengan kurikulum. Permasalahannya tidak semua materi tersebut memiliki kegunaan signifikan dalam rangka memenuhi dua poin utama manusia merdeka.

            Sekolah formal membantu peserta didiknya membangun jiwa kompetitif, di mana implementasi dari perasaan bersaing yang menggebu-gebu itu seringkali tidak sesuai dengan norma dan kepatutan sosial yang berlaku. Misalnya, di berbagai kasus peserta didik cenderung menghalalkan segala cara demi tercapainya nilai bagus dan menjadi juara kelas. Padahal tujuan dari pendidikan bukan untuk menjadi nomor satu dan mendapat nilai bagus. Di titik ini, pressure dari lingkungan keluarga dan sekolah juga menjadi salah satu faktor yang memaksa anak untuk melakukan segala cara yang tidak baik tersebut. 

            Perlukah kita merevisi kurikulum yang sudah terbentuk? Sesungguhnya kurikulum yang berjalan saat ini sudah sangat baik. Permasalahannya bukan terletak pada kurikulum, melainkan implementasi di lapangan yang kerap kali salah langkah. Seperti soal pandangan guru mengenai peserta didik yang pintar adalah mereka yang berbakat di bidang akademik sehingga, mereka yang tidak berbakat di bidang tersebut merasa rendah diri dan tidak puas padahal sesungguhnya mereka memiliki bakat di bidang non akademik.

            Hal ini, yang secara tidak langsung mematikan kreativitas dan keantusiasan peserta didik dalam menuntut ilmu. Kepada bapak ibu guru yang terhormat, kepada seluruh wali murid yang saya hormati, mari mencoba menghargai apapun bentuk kemampuan anak-anak anda sekalian. Tidak pintar matematika tidak lantas berarti mereka bodoh. Tidak bisa berbahasa inggris bukan berarti mereka tidak berbakat. Tidak juara kelas bukan berarti anak tersebut tidak cerdas. Pencapaian mereka saat menempuh sekolah formal bukanlah barometer tercapainya tujuan pendidikan. Sekali lagi tujuan pendidikan adalah memerdekakan manusia, manusia yang merdeka adalah manusia yang selamat dan bahagia. Mari ciptakan lingkungan pendidikan yang baik dan nyaman agar peserta didik kita terjamin keselamatan jiwa dan kebahagiaan raganya.

You May Also Like

0 comments