­

Ujian Berskala Nasional di Tengah Pandemi Covid-19

by - Agustus 02, 2021

     


    Hukum murphy mengatakan bahwa segala sesuatu yang bisa salah akan menjadi salah. Seperti itulah kondisi negara Indonesia saat ini. Belakangan ini, segala sesuatu berjalan lancar dan baik-baik saja. Tidak ada prediksi akan terjadi bencana yang menggemparkan satu negara, bahkan seluruh dunia ternyata turut merasakan dampak dari bencana ini. Semua orang disibukkan dengan kegiatan dan permasalahan masing-masing. Ketika bom itu dilemparkan barulah seluruh manusia menghentikan aktifitasnya dan memusatkan perhatian pada satu masalah yang sepertinya sepele, tetapi semakin lama semakin mematikan.

    Novel coronavirus 2019 (2019-nCoV) atau yang sering disebut sebagai covid-19 mulai bergerak membumihanguskan banyak negara bahkan hampir satu dunia. Virus ini membawa dampak terhadap segala aspek. Salah satu aspek yang signifikan terkena dampak daripada virus corona atau covid-19 adalah aspek pendidikan. 

    Semua hal terkait kebijakan dan agenda-agenda dalam dunia pendidikan dihentikan sementara akibat banyaknya warga yang terjangkit virus corona, yang mana hal tersebut mengindikasikan bahwa penularan virus corona ini terlampau mudah dan semakin hari semakin membahayakan. Terbukti per 20 April 2020, dilansir dari tirto.id, total kasus positif corona di Indonesia mencapai 6.760 orang (Tirto.id, 2020) Diberlakukannya sistem lockdown atau berdiam dirumah saja juga menjadi salah satu alasan berubahnya agenda-agenda yang selama ini sudah dicanangkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud). 

    Salah satu agenda tersebut tidak lain adalah ujian nasional atau ujian kelulusan yang seharusnya diselenggarakan pada bulan April. Tetapi melihat dari pola penyebaran virus yang diketahui bisa ditularkan melalui air liur yang keluar saat si penderita batuk atau bersin, membuat semua orang tidak bisa berdekatan satu sama lain dengan jarak kurang dari satu meter, sehingga pemerintah mau tidak mau menerapkan kebijakan lockdown dan social distancing yang sudah dibuktikan efektivitasnya oleh negara-negara lain yang berhasil bangkit dari tekanan corona.

    Disebabkan oleh kebijakan lockdown dan social distancing  yang sampai saat ini terus berlanjut, akhirnya kemendikbud memutuskan untuk meniadakan ujian nasional. Berbagai tanggapan muncul tatkala peniadaan ujian nasional ini diumumkan. Sebagian besar pelajar memberikan tanggapan positif terkait penghapusan ujian nasional tahun ini. Sisanya menyayangkan keputusan pemerintah tersebut. Pasalnya, selama ini mereka sudah bekerja keras untuk mendapatkan hasil ujian yang maksimal. Mereka yang keberatan dengan keputusan pemerintah hanya berharap bisa merasakan euforia dari ujian nasional yang hampir selalu dilaksanakan setiap tahunnya. 

    Tidak hanya berdampak pada ujian kelulusan, ujian berskala nasional lain seperti ujian masuk perguruan tinggi negeri juga mendapatkan imbasnya. Untuk tahun ini, ujian masuk perguruan tinggi hanya mengerjakan soal TPS atau Tes Pengetahuan Skolastik. Hal tersebut juga telah diumumkan oleh lembaga yang menjadi penyelenggara tes masuk perguruan tinggi negeri (Ltmpt.ac.id, 2020). 

    Yang keberatan terhadap keputusan ini justru angkatan yang lulus pada tahun 2019 keatas. Pasalnya, mereka semua merasa keputusan demi keputusan yang diambil terkait pendidikan tahun ini dianggap terlalu memudahkan siswa angkatan yang lulus tahun 2020 dan dinilai tidak adil. Sudah cukup ujian nasional ditiadakan, ternyata angkatan ini merasakan kemudahan dalam mengerjakan tes ujian masuk perguruan tinggi negeri juga.

    Sebenarnya, keberadaan teknologi seharusnya bisa menjadi pertimbangan banyak petinggi dunia pendidikan untuk merombak segala agenda yang sudah terjadwalkan. Tidak menutup kemungkinan ujian nasional masih tetap dapat terlaksana meski harus berada di rumah saja. Banyak sekali situs, panel, aplikasi, dan lain sebagainya yang dapat dimanfaatkan. Bahkan ini bisa menjadi kesempatan negara Indonesia untuk mengembangkan berbagai macam teknologi baru sebagai sarana pendukung dalam aksi belajar di rumah saja. 

    Jarak seharusnya bukan menjadi alasan dan hambatan dalam dunia pendidikan. Banyak teknologi yang kini bahkan mampu mendekatkan orang-orang yang terpisah oleh jarak yang cukup jauh. Teknologi seharusnya akan menjadi salah satu aspek yang mengalami perkembangan pesat dan kemajuan yang signifikan di tengah pandemi ini. Khususnya teknologi yang dapat digunakan sebagai alat dan media pembelajaran.

    “Saat ini, kita sedang berada di zaman IPTEK. Seharusnya, ujian nasional tetap berjalan sebagaimana mestinya. Mengingat teknologi kini semakin maju dan canggih,” ungkap salah satu responden dalam kuisioner yang saya buat terkait dengan ujian nasional di tengah wabah virus corona, Fariz Hidayat angkatan yang lulus tahun 2020.

    Sejatinya kemajuan dalam bidang IPTEK dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk memudahkan semua orang. Sangat disayangkan, ketika teknologi yang digadang-gadang sebagai alat pembantu yang memudahkan pekerjaan justru tidak dimanfaatkan dan dikembangkan lebih jauh lagi. 

    Semua orang dapat dengan mudah mengakses teknologi. Baik itu hanya menggunakan maupun turut mengembangkan. Maka, tanggung jawab untuk mengatasi masalah teknologi tidak hanya dibebankan kepada pemerintah dan jajarannya, tetapi keseluruhan dari tiap-tiap pengguna teknologi itu sendiri. Oleh karena itu, meskipun dunia tengah diguncang oleh bom maha dahsyat sekalipun, setidaknya kita tidak berhenti untuk berproses. Berproses untuk menciptakan kemajuan-kemajuan yang tidak kalah dahsyatnya dari bom bencana yang telah dijatuhkan. Jangan menjadikan pandemi ini sebagai alasan kita untuk berhenti melakukan hal-hal yang seharusnya memang dilakukan. 

DAFTAR PUSTAKA

Ltmpt.ac.id. (2020). No Title. ltmpt.ac.id

Tirto.id. (2020). Update Corona 20 April 2020 Indonesia dan Dunia: Info Data Terkini. https://tirto.id/update-corona-20-april-2020-indonesia-dan-dunia-info-data-terkini-ePJ1

 

You May Also Like

0 comments