­

Kita Semua Pernah Melakukan Humble Bragging

by - April 24, 2022

Kalian pernah melihat status orang di sosial media seperti "aduh aku gendutan ni sekarang" pada postingan photo di mana dia terlihat kurus dan tidak ada gendut-gendutnya sama sekali. Atau ketika kamu sedang curhat, temanmu merespon curhatanmu dengan kalimat "masih mending kamu ditanggung orang tua, lah aku? Semua harus usaha sendiri, ganti iphone kemarin juga aku harus usaha sendiri." Nah fenomena itu disebut humble bragging.

Humble bragging adalah keadaan di mana seseorang dengan sengaja ingin pamer tetapi membungkusnya dengan berbagai macam cerita menyedihkan. Istilah indo nya, humble bragging adalah jenis orang yang senang merendah untuk meroket.  


 

Humble bragging, menurut para peneliti, dilakukan untuk mendapatkan simpati dan kekaguman orang lain. Dilansir dari iflscience, penelitian ini dipublikasikan di Journal of Personality and Social Psychology dan dipimpin Ovul Sezer, seorang ilmuwan bidang perilaku di University of North Carolina, Chapel Hill. Sezer mengatakan orang seperti ini banyak ditemukan di media sosial maupun di lingkungan sekitar dan mereka akan cenderung tidak disukai orang ketika berbicara. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan orang mempromosikan atau memamerkan diri mereka untuk lebih dihargai serta disukai orang lain. Menurut Sezer, secara profesional mungkin memang perlu, tapi secara sosial ini tidak disukai. Intinya, seseorang yang bersikap humble bragging sedang berusaha mendapatkan pengakuan dan perhatian dari orang lain dengan cara menunjukkan kekurangannya, tapi niat sebenarnya adalah ingin dipuji atas kelebihannya.

Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/444324/mengenal-humblebragging-merendah-untuk-pamer

Humble bragging, menurut para peneliti, dilakukan untuk mendapatkan simpati dan kekaguman orang lain. Dilansir dari iflscience, penelitian ini dipublikasikan di Journal of Personality and Social Psychology dan dipimpin Ovul Sezer, seorang ilmuwan bidang perilaku di University of North Carolina, Chapel Hill. 

Sezer mengatakan orang seperti ini banyak ditemukan di media sosial maupun di lingkungan sekitar dan mereka akan cenderung tidak disukai orang ketika berbicara. 

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan orang mempromosikan atau memamerkan diri mereka untuk lebih dihargai serta disukai orang lain. Menurut Sezer, secara profesional mungkin memang perlu, tapi secara sosial ini tidak disukai. Intinya, seseorang yang bersikap humble bragging sedang berusaha mendapatkan pengakuan dan perhatian dari orang lain dengan cara menunjukkan kekurangannya, tapi niat sebenarnya adalah ingin dipuji atas kelebihannya.

Tanpa sadar, sebetulnya semua orang pernah mengeluarkan kalimat-kalimat humble brag. Termasuk aku, tidak terkecuali.

Contoh-contoh kalimat humble brag

"Aduh,aku tu gabisa ngerjainnya soalnya aku gapinter, orang aku cuma ranking 2 dari 100 siswa di sekolah"

"Kok bisa ya aku dapat IPK tinggi, padahal aku cuma tidur doang tiap ada kelas."

"Yaelah gajiku mah ga gede, buat beli starbuck aja cuma bisa 4x dalam seminggu."

dll.


 

Celakanya, kadang kita tidak menyadari kalau sudah melakukan humble bragging. Justru yang sadar seringkali adalah lawan bicara yang akhirnya ilfeel duluan ke kita. Di sosial media, kita akan menemukan banyak sekali jenis-jenis humble brag ini. Biasanya, orang-orang yang sering melakukan humble brag adalah jenis orang yang membutuhkan validasi bahwa dia bisa dan dia hebat. 

That being sad, pelaku humble bragging ini kadang sampai pada tahap mati rasa. Situasi menyedihkan apa saja akan dia gunakan untuk menutupi niat pamer yang dia punya. Tidak peduli apakah kalimat yang ia gunakan menyakiti orang atau tidak, yang dia inginkan hanya menunjukkan kehebatan dan mendapatkan pujian melalui narasi sedih yang ia rangkai dengan baik.

Padahal, kalau mau merenungi sedikit, orang lain toh tidak peduli pada pencapaianmu. Orang lain tidak akan peduli sebanyak apa kelebihan yang kamu miliki. Mereka baru akan mendengarkan dengan seksama kalau yang kamu coba sampaikan adalah kekurangan-kekurangan yang kamu punya. 


 

 

 

Humble bragging, menurut para peneliti, dilakukan untuk mendapatkan simpati dan kekaguman orang lain. Dilansir dari iflscience, penelitian ini dipublikasikan di Journal of Personality and Social Psychology dan dipimpin Ovul Sezer, seorang ilmuwan bidang perilaku di University of North Carolina, Chapel Hill. Sezer mengatakan orang seperti ini banyak ditemukan di media sosial maupun di lingkungan sekitar dan mereka akan cenderung tidak disukai orang ketika berbicara. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan orang mempromosikan atau memamerkan diri mereka untuk lebih dihargai serta disukai orang lain. Menurut Sezer, secara profesional mungkin memang perlu, tapi secara sosial ini tidak disukai. Intinya, seseorang yang bersikap humble bragging sedang berusaha mendapatkan pengakuan dan perhatian dari orang lain dengan cara menunjukkan kekurangannya, tapi niat sebenarnya adalah ingin dipuji atas kelebihannya.

Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/444324/mengenal-humblebragging-merendah-untuk-pamer

You May Also Like

0 comments