­

Kenapa Orang Membenci Sesama Manusia

by - April 24, 2022

Di zaman teknologi seperti sekarang, rasa-rasanya kita sebagai manusia kehilangan privasi atas diri kita sendiri. Segala publisitas yang terjadi di media seperti hal wajar bahkan menjadi sebuah keharusan. Makan di mall? Update di story instagram dulu. Mampir ke toko buku? Jangan lupa bukunya di foto, buat rapihin feed instagram. Jalan-jalan ke luar kota? Nge vloglah, untuk konten youtube. Rasanya, kegiatan yang dilakukan manusia zaman ini kebanyakan bertujuan untuk memuaskan hasrat update semata.

Gak ada yang salah dengan itu semua. Kegemaran posting-posting ini menjadi berbahaya kalau ternyata konten tersebut dapat memancing keributan. Posting sesuatu yang menyangkut SARA misalnya. Buat konten yang bertujuan untuk menjatuhkan kelompok tertentu contohnya. Hal-hal negatif itu gak sebaiknya dengan sengaja di posting di sosial media, karena ya buat apa? 

Tapi, hidup itu penuh dengan batu sandungan memang. Kadang kita sudah melangkah dengan penuh kehati-hatian, tetap aja kesandung, kepleset, jatuh. Sama hal nya ketika kita memutuskan untuk bermain sosial media, sehati-hati apapun kita dalam menggunakannya, akan tetap ada aja hal-hal yang gak pernah kita duga. 

 
Sebagai contoh, meski kamu berusaha membangun personal branding yang baik sekali di sosial media, meski kamu  berusaha untuk menampilkan citra yang baik di hadapan netizen, akan tetap ada orang yang tiba-tiba membenci kamu hanya karena satu postingan yang kamu buat. Lucunya, mereka yang tiba-tiba membenci itu gak hanya berhenti di sana. Mereka akan mengirimi kamu banyak hate comment yang diselimuti kalimat "cuma mengingatkan kok".

Pertanyaannya, kenapa sih rasa benci itu bisa dengan mudahnya hadir di dalam diri kita? Kenapa orang bisa merasa berhak untuk menyampaikan kebencian mereka pada orang lain dengan dalih "hanya mengingatkan"

Pertama, mungkin orang bisa dengan mudah membenci orang lainnya karena dia merasa dia perlu menjadikan seseorang sebagai kambing hitam atas ketidakmampuannya dalam berbuat sesuatu. Dia (orang yang membenci) dengan segala rasa rendah dirinya akan merasa senang kalau dia menemukan kesalahan pada diri orang lain, sehingga untuk menutupi ketidakpercayaan diri yang ia miliki, alih-alih menyibukkan diri untuk terus memperbaiki kualitas hidupnya, dia malah "menyerang" orang lain atas kesalahan-kesalahan minor yang orang lain miliki.

Kedua, dia bisa jadi kesepian dan sedang mencari perhatian. Apalagi kalau dia gak punya kerjaan. 

Ketiga, dia mungkin sedang insecure dengan dirinya sendiri. Orang-orang yang sedang memasuki masa-masa insecure seringkali membandingkan dirinya dengan orang lain. Ketika akhirnya dia menemukan fakta bahwa orang lain lebih baik dari dirinya, dia akan sibuk mencari-cari kekurangan orang tersebut. Saat ia menemukannya, dia akan menyuarakan kekurangan itu keras-keras dengan harapan orang lain akhirnya mengetahui kekurangan orang tersebut. Padahal untuk apa ya? Manusia kan memang bukan makhluk sempurna. Punya kekurangan bukan kejahatan yang patut dihakimi kan?

Dan masih banyak alasan lainnya, yang sebetulnya sepele dan gak penting sama sekali. 

Well, sepertinya banyak orang yang masih belum paham konsep tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kebanyakan orang juga masih menaruh ekspektasi tinggi terhadap manusia lain, sehingga ketika akhirnya manusia-manusia ini menunjukkan kekurangan-kekurangan yang ia miliki, orang lain merasa kecewa. Kecewa sebab ternyata tidak ada manusia yang mampu memenuhi ekspektasi mereka. 

Padahal, apasih yang kamu ekspektasikan dari manusia yang punya banyak kekurangan, punya emosi yang kompleks, dan punya pikiran yang gak tertebak? 

Kalau kata Juddy Hopps di Zootopia "We all have limitations, we all make mistakes" 

Kita terbiasa mencari orang berdasarkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Kita lupa, kalau kita pada akhirnya akan hidup berdampingan dengan kekurangan yang mereka punya juga. Seharusnya, dalam hal berteman; baik di sosial media maupun dunia nyata, usahakan untuk gak menaruh ekspektasi apa-apa. Usahakan untuk melihat kekurangan yang ia punya terlebih dahulu kemudian kamu analisis, apakah kekurangan tersebut bisa kamu toleransi atau enggak. Kalau enggak, ya tinggalkan. Gak perlu menghabiskan energi untuk "mengingatkan" karena aku yakin, tanpa diingatkan sebetulnya orang-orang itu tau apa kekurangan yang dia punyai. 

Kalau masih aja perasaan benci itu hadir bahkan setelah kamu merendahkan ekspektasimu terhadap dia, minimal tumbuhkan rasa simpati dalam dirimu. Tumbuhkan kesadaran agar jangan sampai kamu mengungkapkan rasa benci itu kepada orang tersebut. Karena, ungkapan benci yang kamu sampaikan boleh jadi menyakiti orang lain sebegitu dalamnya. 

You May Also Like

0 comments